Minggu, 21 Februari 2010

Anak mana thy????






Cinta tak harus memiliki

Amid the hustle and noise of the city of Jakarta, Desi, Tara, and Ika was to relax semester vacation. Because for three of them last week semester tests. Di tengah keramaian dan kebisingan kota Jakarta, Desi, Tara, dan Ika adalah untuk bersantai liburan semester. Karena bagi mereka bertiga minggu lalu ujian semester. They are student-student achievement. Mereka adalah murid-murid prestasi. "Uh ... you guyz gimana klo aja streets while washing my eyes?" "Eh ... kamu gimana guyz aja klo jalan-jalan sambil mencuci mata saya?" Asked Tara on Desi and Ika. Tanya Tara pada Desi dan Ika. "Duch ... more fun nich! Bear, also finished soon. "Answer Ika while reading comics' Shincan Crayon 'is already a week has not been completed." Iya nich Tara, fun-fun reading taken a walk! "Said Desi who is engrossed in reading the novel' April Café 'which will be completed in two days. "Duch ... lebih menyenangkan nich! Beruang, juga segera selesai." Jawab Ika saat membaca komik "Crayon Shincan 'sudah satu minggu belum selesai." Iya nich Tara, senang-senang membaca diambil jalan-jalan! "Said Desi yang sedang asyik membaca novel 'April Café' yang akan selesai dalam dua hari. "Duch ... you guys are really nerdy yes! Boring at home continued to nie! Kta aja streets yukz hilangin tired, exhausted khan replications. "Tara said at length." Taraaa ... ... bisa ga 'you paused sich! Disturb tau! "Cried Daisy, and Ika told Tara quiet, and with a keen eye." Okey ... Okey ... but do not pake shouted donk! Ears ga 'tau deaf? Cepetan little donk and read it, you're bored reading nungguin nie! "Says Tara told the two to talk ga 'have cried." Who ordered nungguin we read? "Ika said with a hint of Tara." Why are you ga' read a novel or a comic, too "asked Desi to Tara as she read the novel and smoothed her hair." Males ah ...! "Tara replied casually. Some time after they argued, the two boys suddenly came to his house to find Desi Tara and Ika. "Duch ... kalian benar-benar kutu buku ya! Boring di rumah terus nie! Kta hilangin aja jalan-jalan yukz lelah, capek khan ulangan." Kata Tara panjang lebar. "Taraaa ... ... bisa ga 'Anda menghentikan sebentar sich ! Mengganggu tau! "Menangis Daisy, dan Ika pada Tara tenang, dan dengan mata yang tajam." Okey ... Okey ... tapi jangan pake teriak donk! Telinga ga 'tau tuli? Cepetan sedikit donk dan membacanya, Anda 'kembali membaca bosan nungguin nie! "Kata Tara kepada dua untuk berbicara ga' punya menangis." Siapa yang memerintahkan nungguin kita baca? "kata Ika dengan sedikit Tara." Kenapa kau ga 'membaca sebuah novel atau komik, terlalu "tanya Desi ke Tara ketika dia membaca novel dan merapikan rambutnya." Males ah ...! "jawab Tara santai. Beberapa saat setelah mereka bertengkar, kedua anak laki-laki tiba-tiba datang ke rumahnya untuk mencari Tara Desi dan Ika. Apparently they are friends Desi and Ika time fourth grade. Rupanya mereka teman-teman Desi dan Ika waktu kelas empat. Behind the string of friendship between Daisy, Ika, Doni, and Banu, Banu was Doni and keep a sort of feeling is very valuable to them both. Belakang string persahabatan antara Desi, Ika, Doni, dan Bani, Bani adalah Doni dan menjaga perasaan semacam ini sangat berharga bagi mereka berdua. Because of how they actually save from their own conscience. But, at that time they have not been able to express that special feeling for Desi and Ika because they think that they are still too early to date. Karena bagaimana mereka benar-benar menyelamatkan dari hati nurani mereka sendiri. Tapi, pada waktu itu mereka belum mampu mengungkapkan perasaan khusus untuk Desi dan Ika karena mereka berpikir bahwa mereka masih terlalu dini untuk tanggal. After seven years of Doni and the Banu keep those feelings, they can not wait to express special feelings they have saved for seven years. "Assalamu'alaykum" said Doni while saying hello. Setelah tujuh tahun Doni dan Bani menjaga perasaan, mereka tidak dapat menunggu untuk mengungkapkan perasaan khusus mereka telah disimpan selama tujuh tahun. "Assalamu'alaikum" kata Doni sambil mengucapkan salam. "Wa'alaikumsalam" Tara replied "Are Desi and Ika is this house?" "Iya" jawab Tara "Apakah Desi dan Ika adalah rumah ini?" Banu said. "Ooo ... Desi and Ika is here. You siapanya Desi and Ika? "Tara said as she asked back to Doni and Banu." We both Desi and Ika's friend since fourth grade. "Banu said." Oooo ... gito! Wait a minute, I'll call Desi and Ika. Please go first. "Tara said as she lets go and Banu Doni. Kata Bani. "Ooo ... Desi dan Ika ada di sini. Anda siapanya Desi dan Ika?" Tara berkata sambil bertanya kembali ke Doni dan Bani. "Kami berdua Desi dan Ika teman sejak kelas empat." Kata Bani. "Oooo. .. gito! Tunggu sebentar, saya akan menelepon Desi dan Ika. Silakan pergi dulu. "Tara berkata sambil melepaskan dan Bani Doni. A few minutes after they are welcome to enter as Tara out of two young women. Beberapa menit setelah mereka dipersilakan untuk masuk sebagai Tara keluar dari dua wanita muda. They are Desi and Ika. Mereka adalah Desi dan Ika. Banu and Doni was shocked by the two women who have before them. Bani dan Doni sangat terkejut oleh dua wanita yang sebelum mereka. Because Daisy and Ika appearance different from their appearance seven years ago. Karena Ika Daisy dan penampilan berbeda dari penampilan mereka tujuh tahun yang lalu. Semetara that, she went to prepare meals kedapur food and drinks for guests from both his friend. Semetara itu, ia pergi kedapur untuk menyiapkan makan makanan dan minuman untuk tamu dari kedua temannya. "Desi ..." "Desi ..." said Banu, his face curiously "Yes ... Lovable Nu,? Emang you think I am? "Said Desi assured Banu question." Madness, you tuch changed Desi! And it Ika khan? "Said Banu Daisy praising and showing his forefinger towards Ika." Duch ... you are what the hell sich! Period 'forgot us? "Said Ika a curious face." Endless you change sich ... So forget deh! "Said Doni with a little joke." Oh ... yes! You want doing here? Want to say something? "Ika said as he continued to hold the comics 'Crayon Shincan' who lived a little more complete. kata Bani, wajahnya tampak "Ya ... Boss Nu,? Emang Anda pikir saya?" Katanya meyakinkan Banu Desi pertanyaan. "Gila, kau tuch berubah Desi! Dan Ika khan?" Said Bani Daisy memuji dan menunjukkan jari telunjuknya ke arah Ika. "Duch ... Anda adalah apa-apaan sich! Masa 'lupa kami?" Ujar Ika wajah yang aneh. "Endless Anda mengubah sich ... Jadi lupa deh!" Said Doni dengan sedikit bergurau. "Oh. .. ya! Anda ingin lakukan di sini? Ingin mengatakan sesuatu? "kata Ika sambil terus memegang komik 'Crayon Shincan' yang tinggal sedikit lebih lengkap. They continue to talk like seven years ago. Mereka terus berbicara seperti tujuh tahun yang lalu. They look very close at all. Mereka terlihat sangat dekat sama sekali. But, in a conversation that they do not express the special feeling they have saved for seven years. Namun, dalam percakapan yang mereka tidak mengungkapkan perasaan spesial mereka telah disimpan selama tujuh tahun. Shortly after the converse-shows, Tara brought drinks and food are super delicious, which had never felt by Doni and Banu. Tak lama setelah percakapan-menunjukkan, Tara membawa minuman dan makanan super lezat, yang belum pernah dirasakan oleh Doni dan Bani. Tara's anger lost due to Tara's anger should not be delegated to the guests. Tara's kemarahan hilang akibat kemarahan Tara tidak boleh didelegasikan kepada para tamu. "Uh ... Desi, Ika bantuin I donk! Weight nich! "Tara said as she called Daisy and Tara Ika to help bring drinks and food for the two friends Desi and Ika." Yes ... yes ... "Ika said the sentence agreed. Desi, Ika, and she immediately offered food and drink they had brought from the kitchen. "Eh ... Desi, Ika bantuin aku donk! Berat nich!" Kata Tara sambil menelepon Daisy dan Tara Ika untuk membantu membawa minuman dan makanan untuk dua orang teman Desi dan Ika. "Ya ... ya ..." Ika kata kalimat setuju. Desi, Ika, dan dia langsung menawarkan makanan dan minuman yang mereka bawa dari dapur. "Don, Nu, nie food and drink, please take." Desi said, offering drinks and food they had brought from the kitchen. "Oh ... yes I forgot! Don, Nu, is Tara's new friend I am! And Tar, is Doni and Banu. They were friends when elementary school I used to. "Ika said introducing Tara Banu Doni and pointing the finger at Doni and Banu." Oooo ... so your name Banu and Doni huh? Salam kenal ya? "Tara said, holding out his hand to shake hands to Doni and Banu." Salam kenal juga "said Doni and Banu while receiving a helping hand in order to meet Tara." Well ... it's only a minute of you familiar extraordinary aja deh. Great ... great ... great ... "Ika said with a chuckle on hold. "Don, Nu, nie makanan dan minuman, silakan ambil." Kata Desi, menawarkan minuman dan makanan yang mereka bawa dari dapur. "Oh ... ya aku lupa! Don, Nu, adalah Tara teman baru aku! Dan Tar , adalah Doni dan Bani. Mereka adalah teman-teman ketika SD dulu. "kata Ika Bani memperkenalkan Tara Doni dan menunjuk jari pada Doni dan Bani." Oooo ... begitu nama Anda Bani dan Doni ya? Salam kenal ya? " kata Tara, sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan ke Doni dan Bani. "Salam kenal juga" kata Doni dan Bani sambil menerima uluran tangan dalam rangka memenuhi Tara. "Yah ... itu hanya satu menit yang luar biasa Anda kenal aja deh . Hebat ... hebat ... hebat ... "kata Ika sambil tergelak ditahan. After Desi and Ika introduced to Doni and Tara Banu, they both returned to Tara's room to put the comics and novels of those who had carried all the time. Setelah Desi dan Ika diperkenalkan kepada Doni dan Tara Bani, mereka berdua kembali ke kamar Tara untuk menempatkan komik dan novel dari mereka yang telah dilakukan sepanjang waktu. On your way back to the room of Tara, Daisy and Ika not forget to read comics and novels in his hand, because the story in the comic and the novel live their 1-3 finish more pages. Di jalan kembali ke kamar Tara, Daisy dan Ika tidak lupa untuk membaca komik dan novel di tangannya, karena cerita di komik dan novel hidup mereka selesai lebih 1-3 halaman. Living room, she was very careful when speaking with Doni and Banu, because Tara had been told the same when Desi and Ika Doni and Banu people like offense. Ruang tamu, dia sangat berhati-hati ketika berbicara dengan Doni dan Bani, karena Tara telah diberitahu sama ketika Desi dan Ika Doni dan Bani orang-orang seperti tersinggung. Five minutes the atmosphere is very quiet living room, and finally Doni and Banu ventured to speak to Tara to ask permission klo they both wanted to speak privately with Desi and Ika. Lima menit suasana ruang tamu sangat sepi, dan akhirnya Doni dan Bani memberanikan diri berbicara ke Tara untuk minta izin klo mereka berdua ingin berbicara secara pribadi dengan Desi dan Ika. "Well ... Tara, I must say both ga 'as Daisy?" Said Doni. "Yah ... Tara, aku harus mengatakan kedua ga 'seperti Daisy?" Ujar Doni. "Tar Yeah, I also need both the same way nie Ika! Pleezz ... "said Banu requested permission to speak to Tara both Ika." Fine, you can talk koq both Desi and Ika. You better let me say two wrote in the park behind my house. "Tara said Doni and Banu allowed to speak alone with his two friends itu.Berselang few minutes later and Ika Desi came over Tara, Doni, and Ika. "Tar Yeah, aku juga perlu kedua dengan cara yang sama nie Ika! Pleezz ..." kata Bani meminta izin untuk berbicara dengan Tara kedua Ika. "Baik, Anda bisa bicara koq baik Desi dan Ika. Anda lebih baik saya katakan dua wrote in taman belakang rumah saya. "kata Tara Doni dan Bani diizinkan berbicara sendirian dengan dua temannya itu.Berselang beberapa menit kemudian dan Ika Desi datang Tara, Doni, dan Ika. "Um ... Desi, Ika, Doni and Banu want to talk privately tuch as you" Tara said with a happy face to see his two friends were able to talk privately with his old friend. "Um ... Desi, Ika, Doni dan Bani mau bicara secara pribadi tuch ketika Anda" kata Tara dengan wajah gembira melihat dua temannya mampu berbicara secara pribadi dengan teman lamanya. "Ehmm Don, Nu, sorry but I will have occasion Ika reunian SMP sudden ... "Daisy said with a grim face." Oooo ... "" Tar, Don, Nu, we go now ya! Daa ... "Ika said goodbye to three of them. "Ehmm Don, Nu, maaf tapi aku akan memiliki kesempatan Ika reunian SMP tiba-tiba ..." kata Daisy dengan wajah muram. "Oooo ..." "Tar, Don, Nu, kita pergi sekarang ya! Daaa ..." Ika mengucapkan selamat tinggal pada tiga dari mereka. After five minutes of Desi and Ika go, Doni and Banu face looked sad. Setelah lima menit Desi dan Ika pergi, Doni dan Bani wajah tampak sedih. And Tara tried to comfort them both. Dan Tara mencoba untuk menghibur mereka berdua. But Tara's efforts to comfort them both fail, Doni and Banu still want to go home. But, she was quick to act, she promised that on Saturday 14 February 2009 Doni and Banu be reunited in the Garden City. Tapi Tara upaya untuk menghibur mereka berdua gagal, Doni dan Bani masih ingin pulang ke rumah. Tapi, ia cepat bertindak, ia berjanji bahwa pada hari Sabtu 14 Februari 2009 Doni dan Bani bersatu kembali di Taman Kota. And after a day of Tara, Doni, Banu, Ika and Desi chat, Tara suddenly felt something special for Doni. Dan setelah hari Tara, Doni, Bani, Ika dan Desi chatting, Tara tiba-tiba merasakan sesuatu yang khusus untuk Doni. But Tara did not want to ruin Doni desire to have Daisy to be his girlfriend. Tapi Tara tidak ingin merusak Doni keinginan untuk memiliki Daisy untuk menjadi pacarnya. TWO DAYS LATER Tara did not forget his promise to Doni and Tara Banu that will bring them both with Ika and Desi, on Saturday 14 February 2009 in Park City. DUA hari kemudian Tara tidak lupa janji-Nya untuk Doni dan Tara Bani yang akan membawa mereka berdua dengan Ika dan Desi, pada Sabtu 14 Februari 2009 di Taman Kota. Before that, she immediately called Ika and Desi late so they do not come to Park City to meet with Doni and Banu. Sebelum itu, ia segera menelepon Ika dan Desi terlambat sehingga mereka tidak datang ke Taman Kota untuk bertemu dengan Doni dan Bani. "Tut ... tut ... tut ..." "Tut ... tut ... tut ..." the sound of dial tone phone Ika is still the standard. suara nada telepon Ika masih standar. "Hallo ... Assalamu'alaykum ..." Ika said while saying hello. "Hallo ... Assalamu'alaikum ..." kata Ika sambil mengucapkan salam. "Wa'alaikum greetings" says Tara replied ducapkan greeting by Ika. "Wa'alaikum salam" jawab Tara ducapkan kata sambutan oleh Ika. "What Tar, tumben nich phone me! Is there anything important? "Ika said to Tara, his face curiously." Loch gini Emmm Ika ... ...! To the point aja dech! Two days ago when you went to junior high reunian sudden event, I promised to Doni and Banu today that you two would I arrange a meeting with Doni and Banu. "Tara said, trying to explain events that happened two days ago after Ika will go with Desi to the junior high reunian improvised. "Apa Tar, tumben telepon nich aku! Apakah ada sesuatu yang penting?" Ika berkata kepada Tara, wajahnya penuh rasa ingin tahu. "Emmm gini Loch Ika ... ...! Untuk titik aja dech! Dua hari yang lalu ketika kau pergi ke junior acara reunian tinggi tiba-tiba, aku berjanji untuk Doni dan Bani hari ini bahwa kalian berdua akan aku mengatur pertemuan dengan Doni dan Bani. "kata Tara, mencoba menjelaskan peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu setelah Ika akan pergi bersama Desi ke reunian SMP improvisasi . "Emang they both want to say what sich?" "Emang mereka berdua mau bilang apa sich?" Ika said to himself with a curious face. Ika berkata pada dirinya sendiri dengan wajah yang aneh. "Ka, why koq diem ... By donk! Oh yes, like yesterday they would talk something important deh! "Said Tara, who startled his daydreaming." Ok deh same I'll tell Daisy "Ika said with a tone of approval." Ika ... Bye! "Tara answered the phone disconnected. "Bye, too" Ika said. "Ka, kenapa koq diem ... Oleh donk! Oh ya, seperti kemarin mereka akan berbicara sesuatu yang penting deh!" Said Tara, yang terkejut dengan melamun. "Ok deh sama aku akan memberitahu Daisy" kata Ika dengan nada persetujuan . "Ika ... Bye!" Tara menjawab telepon terputus. "Bye, juga" kata Ika. Over the several minutes after she'd called Ika, Doni was called Tara to ensure that the promise has been implemented Tara said. Selama beberapa menit setelah dia menelepon Ika, Doni dipanggil Tara untuk memastikan bahwa janji telah diterapkan kata Tara. At the time of call Tara, Doni heart felt feeling the first time fourth grade when he was close to Desi. Pada saat panggilan Tara, Doni merasakan perasaan hati pertama kali kelas empat ketika ia dekat dengan Desi. Doni again felt the same special friend of Daisy's. Doni lagi merasakan hal yang sama teman khusus Daisy. "Hello ..." "Halo ..." "Yeah ... who are you?" "Ya ... siapa kau?" "Duch ... Tara was only two days I've completely forgotten!" "Duch ... Tara hanya dua hari aku sudah benar-benar lupa!" "Oh ... you Don. What is it? Tumben niey phone? Surely it would nanyain promise you? "" Sama tau sich? "" ... Our Melepasmu Khan met only two days, if not asked about it let alone hayyo promise? "" Maybe you feel about me "" Doni, that what you mean sich? " "Ga 'koq ... Just kidding." "O my promise iyya ga' forget koq! Do not worry "After Tara talked with Doni, Desi and Ika came. "Oh ... kamu Don. Apa itu? Tumben telepon niey? Nanyain Tentunya janji?" "Sama tau sich?" "... Kami The Greatest Khan bertemu hanya dua hari, kalau tidak ditanya tentang hal ini apalagi hayyo janji? "" Mungkin Anda merasa tentang diriku "" Doni, bahwa apa sich maksudmu? "" Ga 'koq ... Cuma bercanda. "" Ya iyya janji ga' lupa koq! Jangan khawatir "Setelah Tara berbicara dengan Doni , Desi dan Ika datang. Without deliberate, Desi heard the conversation between Doni and Tara. Tanpa disengaja, Desi mendengar percakapan antara Doni dan Tara. And the three of them chatting in the car all the way to the Garden City. Dan mereka bertiga mengobrol di mobil sepanjang perjalanan ke Garden City. "Waduuh ... Waduuh ...'ve Adda niey same familiar Doni" said Daisy with words rather sarcastic Tara. "Waduuh ... Waduuh ... 've Adda akrab niey sama Doni" kata Daisy dengan kata-kata yang agak sarkastik Tara. "Duch ... I think Daisy likes tuch as Doni ... Well I think they both fit tuch!" "Duch ... Saya pikir Daisy suka tuch sebagai Doni ... Nah saya pikir mereka berdua cocok tuch!" Tara said to herself. Tara berkata pada dirinya sendiri. "Halloww ... Tara, kmuw ga 'see why khan? "Ika said waving his hand in front of Tara's face." Ga' koq Desi, Ika, I just remember with my duties at home piling niey! "said Tara tried to look for a reason." Klw so we gotta go down? Bye ... bye ... "Ika said." Bye ... "Tara said. "Halloww ... Tara, kmuw ga 'tahu kenapa khan?" Kata Ika melambaikan tangan di depan wajah Tara. "Ga' koq Desi, Ika, aku baru saja ingat dengan tugas-tugas di rumah saya menumpuk niey!" Kata Tara mencoba mencari alasan. "Klw jadi kami harus turun? Bye ... bye ..." kata Ika. "Bye ..." kata Tara. When I got home, she immediately went back to the room and write Diary of events that happened all day. Ketika aku tiba di rumah, ia segera kembali ke kamar dan menulis Diary peristiwa yang terjadi sepanjang hari. After a few minutes Tara writes his Diary, Desi call Tara tells what happened in Park City. Setelah beberapa menit Tara tulis dalam Diary, Desi menelepon Tara menceritakan apa yang terjadi di Taman Kota. "You're Still No Word ... You Sick Like Me ..." "Kau Masih Tidak Word ... Anda Sakit Like Me ..." Tara HP ringtone sound if there is telephone inside. Tara suara ringtone HP jika ada telepon masuk. "Hello Assalamu'alaykum" greetings Tara said. "Halo Assalamu'alaikum" salam kata Tara. "Hello Wa'alaikumsalam" said Desi. "Halo iya" kata Desi. "Um ... What ya in December ... tumben malem-malem you call me. Usually at this hour you have a dream in nature. Oh ... yes, how was your date with Doni? "Said Tara asked Daisy about what happened in Park City." Biasa aja koq just had ... ... ... Ehmmmmm "Daisy replied with words that have not finished and with a sad tone." Just had gimana mean? You left the same pulanng Doni? Or you dikerjain at Doni, "said Tara with a number of questions representing yangn Tara curious feelings of Desi date with Doni." Ga '... ga' ... all the questions wrong "Daisy replied that make Tara's curiosity increased." And then ...? "" I shot at Doni ... "Daisy replied Tara removing his curiosity." O Allah Desi ... it makes you wonder Akku die huh? Trus you say? "Tara asked back." Yes ... I take it ... I also liked the Khan had just Doni. Oh ... yes ... Ika too lho same shot Banu. "" If so congratulations, for you two! "Said Tara congratulated on Desi and Ika." Tar ... udahan used it? Bye ... "" Bye ... "After the events of the day that makes the heart sick and ruined Tara and Tara make a body tired, she then went to the island cotton and continued his departure to dreamland. "Um ... Apa ya pada Desember ... tumben malem-malem Anda memanggil saya. Biasanya pada jam ini Anda memiliki mimpi di alam. Oh ... ya, bagaimana kencanmu dengan Doni?" Tanya Tara Said Daisy tentang apa yang terjadi di Taman Kota. "Biasa aja koq baru saja ... ... ... Ehmmmmm" Daisy menjawab dengan kata-kata yang belum selesai dan dengan nada sedih. "Hanya itu gimana maksudnya? Anda meninggalkan Doni pulanng yang sama? Atau Anda dikerjain di Doni, "kata Tara dengan sejumlah pertanyaan yangn mewakili perasaan Tara Desi penasaran date dengan Doni." Ga '... ga' ... semua pertanyaan salah "jawab Daisy yang membuat rasa ingin tahu Tara meningkat." Dan kemudian ...? "" Aku ditembak di Doni ... "jawab Daisy Tara melepas rasa ingin tahu." Ya Allah Desi ... itu membuat Anda bertanya-tanya Akku mati ya? Trus kau bilang? "Tara balik bertanya." Ya. .. aku bawa ... Aku juga suka Khan baru saja Doni. Oh ... ya ... Ika juga ditembak lho sama Bani. "" Kalau begitu selamat, untuk kalian berdua! "Said Tara ucapan selamat Desi dan Ika . "Tar ... udahan menggunakannya? Bye ..." "Bye ..." Setelah kejadian hari itu yang membuat sakit hati dan hancur Tara dan Tara membuat tubuh lelah, ia kemudian pergi ke pulau kapas dan terus keberangkatannya ke alam mimpi. MOUNTH FIVE LATER After five months of Doni and Desi, and Ika and Banu dating, she heard rumors that his friend had been severed from Ika Banu Banu and choose to be friends again like before. LIMA MOUNTH KEMUDIAN Setelah lima bulan Doni dan Desi, dan Ika dan Bani berpacaran, ia mendengar desas-desus bahwa temannya telah putus dari Ika Bani Bani dan memilih untuk berteman lagi seperti sebelumnya. Found in the school yard during recess, she immediately asked gossip about Ika breakup news and Banu. Ditemukan di halaman sekolah saat jam istirahat, dia langsung bertanya gosip tentang perpisahan Ika berita dan Bani. It also Dikesempatan, Tara Ika vent to about her feelings for Doni. Ini juga Dikesempatan, Tara Ika melampiaskan tentang perasaannya untuk Doni. "Why Ik, denger-denger you break it at Banu? Why not? "Asked Tara." Tar nie Yeah, I broke up as Banu! Because my school because of the mess going out, so I finish with her dech. "Ika said." Udah is Ika, if that's what's best for you not to cry and do not regret, anyways it all for you, too khan? "Said Tara was trying to comfort Ika 'm sad. "Kenapa Ik, denger-denger kamu mematahkannya di Bani? Kenapa tidak?" Ditanyakan Tara. "Tar nie Ya, aku putus sebagai Bani! Karena sekolah saya karena berantakan keluar, jadi aku mutusin dia dech." Ika berkata. "Udah adalah Ika, kalau itu yang terbaik bagi Anda untuk tidak menangis dan tidak menyesal, lagian itu semua untuk Anda juga khan?" Ujar Tara berusaha menghibur Ika 'm sedih. "Thank's yes, you are friends Tara the best of me." "Thank's ya, Anda bersahabat Tara yang terbaik dari saya." says Tara Ika and praising Tara immediately embraced as a sign of gratitude. kata Tara Tara Ika dan memuji segera memeluk sebagai tanda syukur. "You're welcome" said Tara Ika returned the compliment. "Sama-sama" kata Tara Ika mengembalikan pujian. "Is that all?" "Apakah itu semua?" Ika said. Kata Ika. " Um ... Ka, I must say ga 'to you? It's about feeling Doni me to his girlfriend Daisy! "Tara said with a stammering speech." Boleh aja, emang ya as you like Doni? "" Yeah, he, ever since I first met at Doni I feel special to Doni. But he, do not tell it to anyone, including Banu and Desi. "" Oh, so I'll try to keep this secret forever "Ika said. "Ehm ... Ka, saya harus bilang ga 'kepada Anda? Ini tentang perasaan Doni saya untuk pacarnya Daisy!" Kata Tara dengan pidato yang terbata-bata. "Boleh aja, emang ya yang Anda inginkan Doni?" "Ya, dia, sejak aku pertama kali bertemu di Doni aku merasa istimewa untuk Doni. Tapi dia, jangan bilang kepada siapa pun, termasuk Bani dan Desi. "" Oh, jadi saya akan berusaha untuk menjaga rahasia ini selamanya "kata Ika. Home school bell rang Tara quickly to come home because Tara had time to see Doni and Desi lovingly embraced. When I got home, she was contemplating what he feels now to Doni only dream of a sleeping princess. Pulang sekolah bel berbunyi Tara cepat untuk pulang karena Tara punya waktu untuk melihat Doni dan Desi memeluk penuh cinta. Ketika aku sampai di rumah, ia memikirkan apa yang ia rasakan sekarang untuk Doni hanya mimpi putri yang sedang tidur. Then, she immediately told his parents that the school moved to Surabaya. Kemudian, ia segera memberi tahu orang tuanya bahwa sekolah pindah ke Surabaya. Tara did it so he forgot all about Doni. Tara melakukannya jadi dia lupa semua tentang Doni. "Mom, Dad, Tara will talk together Mom and Dad, may ga '?" "Please Tara aja, emang say what you want? Koq keliatannya really serious! "Said Mama Tara" Mom, Dad, Tara wanted to change schools to Surabaya yes Mom, Dad? Boleh khan? Plizzz! "Said Tara pleaded kesetujuan proposal to mama and daddy." Mama's boleh aja, but it tentuin Papa Khan you, dear. "Mama said." Papa also agree wrote, but you koq pingin suddenly moved the school to Surabaya? "said papa." Ga 'nothing koq Ma, Pa! "said Tara," Fine, tomorrow Papa will take care of everything. "Papa said Tara with a sentence agreement." Thank you so Mom, Dad? If so Tara bed huh? Good Night Mom, Dad? "Said Tara." Good Night, darling. "Said his Mama and Papa bebarengan. "Ibu, Ayah, Tara akan berbicara bersama Mom dan Dad, mungkin ga '?" "Silakan Tara aja, emang mengatakan apa yang Anda inginkan? Koq keliatannya benar-benar serius!" Katanya Mama Tara "Ibu, Ayah, Tara ingin pindah sekolah ke Surabaya ya Ibu, Ayah? Boleh khan? Plizzz! "Ujar Tara kesetujuan memohon proposal untuk mama dan ayah." Mama boleh aja, tapi tentuin Papa Khan kasih, Sayang. "kata Mama." Papa juga setuju menulis, tetapi Anda pingin koq tiba-tiba pindah sekolah ke Surabaya? "kata papa." Ga 'apa-apa koq Ma, Pa! "kata Tara," Baik, besok Papa akan mengurus semuanya. "kata Papa Tara dengan kalimat perjanjian." Terima kasih Ibu, Ayah ? Jika demikian Tara tidur ya? Good Night Ibu, Ayah? "Ujar Tara." Good Night, Sayang. "Katanya Mama dan Papa bebarengan. After getting permission from both parents of Tara, and Tara called Ika, because Ika is one friend that his phone number is still active. Setelah mendapatkan izin dari kedua orang tua Tara, dan Tara disebut Ika, karena Ika adalah salah satu teman yang nomor teleponnya masih aktif. Tara Ika call to inform that began three days ahead, Tara skul've moved to another place. Tara Ika panggilan untuk memberitahukan bahwa mulai tiga hari ke depan, Tara skul've pindah ke tempat lain. "What should I do ... to make you love ... me ..." "Apa yang harus saya lakukan ... untuk membuat kau mencintaiku ... aku ..." votes NSP Ika wore seventeen songs. Ika mengenakan NSP suara tujuh belas lagu. Soon the sounds RBT Ika HP Lima Akin "Why slaluw I would budge ..." Tak lama kemudian suara Ika RBT HP Lima Akin "Mengapa slaluw aku yang mengalah ..." Ika RBT sound when his phone rang. Ika RBT suara ketika telepon berdering. "Hello, Tar Yeah, what?" "Halo, Tar Ya, apa?" Ika said while straightening her room that berantakkan. "Hello, I gini Ika would say, three days ahead I've ga 'lgi skul in SMA Negeri 1 Jakarta again! "said Tara." Why Tar, emangnya why? Was it Doni, you truz move? "Ika said." Ka Yeah, I tried to ngelupain Doni haruz of mind and heart! And moved the school may be one way. "Tara replied." Tar, saying never say 'love can love, but love is not haruz we have', but it's up to you, it was suggested khan aja! "Ika said." Fine Ka , entar I think about what you ucapin kata2 earlier. Ika bye. "Tara said." Bye. "THREE DAYS LATER During the three days of thinking of Tara, but Tara had nevertheless found the answer he was looking for. Kata Ika sambil meluruskan kamar yang berantakkan. "Halo, aku gini Ika akan berkata, tiga hari ke depan aku ga 'lgi skul di SMA Negeri 1 Jakarta lagi!" Kata Tara. "Mengapa Tar, emangnya kenapa? Apakah itu Doni, Anda truz pindah? "kata Ika." Ka Yeah, aku mencoba ngelupain Doni haruz pikiran dan hati! Dan pindah sekolah mungkin menjadi salah satu cara. "jawab Tara." Tar, mengatakan tidak pernah mengatakan 'cinta bisa cinta, tapi cinta adalah tidak haruz kita memiliki ', tetapi terserah kepada Anda, itu menyarankan khan aja! "kata Ika." Baik Ka, entar aku berpikir tentang apa yang kamu ucapin kata2 sebelumnya. Ika tinggal. "kata Tara." Bye. "TIGA HARI KEMUDIAN Selama tiga hari berpikir Tara, namun Tara tetap menemukan jawaban yang ia cari. And beginning today, Tara was not in school anymore in SMAN 1 Jakarta. Dan mulai hari ini, Tara tidak bersekolah lagi di SMAN 1 Jakarta. Meanwhile, a different place, Ika trying to find Daisy and tells what is happening at Tara. Sementara itu, tempat yang berbeda, Ika mencoba menemukan Daisy dan menceritakan apa yang terjadi di Tara. "Duch ... Where Desi sich?" "Desi Duch ... mana sich?" Asked Ika kekanan and turning left. Tanya Ika kekanan dan membelok ke kiri. "Well ... it Desi. Doni also happened to be. "Ika said to have found the figure of a friend who wanted it." Doni, Desi, wait me. "Ika said Doni called Daisy and a breath panting." What is nie Ka, I think you want to say nie serious as we are. "Desi said." Yes, I want to talk seriously emang as you two. "says Ika." What's he? "said Doni curious" About Tara ... "Ika said the brief." Emang what's wrong with Tara "asked Daisy and Doni are more curious." Gini lho Desi, Doni, Tara tuch starting today he skul no longer here. "Ika said with words that increasingly makes Daisy and Doni curious." Ayo donk Ka, to the point aja. Emang our clay could you die because you're curious, "said Desi." Ga 'sich aku ga' clay heart you both died untimely deaths because of my story. Ya udah to the point aja. I actually like the same Tara tu Doni Doni and since you kenalin same Banu Tara, but her love is now only one eye, because Doni Desi t'lah yours. Truz he ngambil decision to change schools so he ga 'recall with the name' DONI '. "Ika said the length of breadth." Fine I'll just nyerahin Doni Tara, and now we're home Tara bareng-bareng yuks! "Said Desi as he led home Ika and Doni to ngejelasin smuanya Tara. "Yah ... itu Desi. Doni juga kebetulan." Kata Ika telah menemukan sosok seorang teman yang menginginkannya. "Doni, Desi, tunggu aku." Kata Ika Doni bernama Daisy dan napas terengah-engah. "Apa ini nie Ka, saya pikir Anda ingin mengatakan nie serius seperti kami. "kata Desi." Ya, aku ingin bicara serius emang seperti kalian berdua. "kata Ika." Apa yang dia? "kata Doni penasaran" Tentang Tara .. . "kata Ika singkat." Emang ada apa dengan Tara "tanya Daisy dan Doni lebih penasaran." Gini lho Desi, Doni, Tara tuch skul mulai hari ini ia tidak lagi di sini. "kata Ika dengan kata-kata yang semakin membuat Daisy dan Doni penasaran. "Ayo donk Ka, ke titik aja. Emang kita bisa liat kamu mati karena Anda penasaran," kata Desi. "Ga 'sich aku ga' liat hati Anda berdua mati penasaran karena cerita saya. Ya udah untuk titik aja. Aku sebenarnya suka sama Doni Doni tu Tara dan karena Anda Bani kenalin sama Tara, tapi cintanya kini hanya satu mata, karena Desi t'lah Doni Anda. truz dia ngambil keputusan untuk pindah sekolah jadi dia ga 'ingat dengan nama 'DONI'. "kata Ika yang panjang lebarnya." Baik Aku hanya akan nyerahin Doni Tara, dan sekarang kami sudah pulang Tara bareng-bareng yuks! "Katanya Desi saat dia memimpin rumah Ika dan Doni untuk ngejelasin smuanya Tara. "Tar But, I really love you." "Tar Tapi, aku benar-benar mencintai Anda." Doni said the same would not diputusin Desi. Doni mengatakan hal yang sama tidak akan diputusin Desi. "Don, Tara denger yes I was a good friend, I ga 'want to lose him, just because -because you're mine. Udahlah Don, we are home now Tara wrote, there dijelasin smuanya entar wrote. "Said Daisy explains to Doni." Plendz Let's go, hurried late nie! "Said Ika Ika warned that, Desi, and Doni will be home of Tara to explain all the terjadi.FIVE MINUTES LATER After a five minute journey home Tara. "Don, Tara denger ya aku teman yang baik, aku ga 'mau kehilangan dia, hanya karena-karena kau milikku. Udahlah Don, kita pulang sekarang Tara menulis, ada smuanya dijelasin entar menulis." Said Daisy menjelaskan kepada Doni. "Plendz Mari kita pergi, bergegas terlambat nie!" Ujar Ika Ika memperingatkan bahwa, Desi, dan Doni akan pulang dari Tara untuk menjelaskan semua terjadi.FIVE menit kemudian Setelah lima menit perjalanan pulang Tara. Ika, Desi, and Doni saw Tara sitting imagine his old friends are having fun in skul ever. Ika, Desi, dan Doni melihat duduk Tara membayangkan teman-teman lamanya sedang bersenang-senang di skul pernah. Then the bell rang Doni car. Lalu bel berbunyi mobil Doni. "Tin ... Tin ..." "Tin ... Tin ..." "Ika, Desi, Doni. What are you here? "Tara said with surprise." Tar, we are here to nyelesain what's the problem! "Said Desi." Ka, you tell about my feelings as Daisy, huh? "Asked Tara to Ika." Tar Sorry, I mean not a hypocrite , but I want you to ga 'move Tar. "Ika said trying to explain." Tar, I've decided at Doni, and you can now dating the same koq Doni, I will bless your relationship. "Desi said." Ga' Desi koq, I've ngepikirin Ika time saying, 'love can love, but love is not haruz we have'. So, I hope you guys do not give, yes? "Says Tara told something that does not Ika, Desi, and Doni think." But, you ga 'to be moved khan? "Ika said sure." Why would move if there temen-temen I would accompany my days. "Tara replied with words of poetic self." Um ... Desi you want to ga 'back at me? "said Doni took Desi dating again." Udah thank Desi wrote. "Ika said and Tara Desi and Doni menyuport that back together. "Ika, Desi, Doni. Apa yang Anda di sini?" Kata Tara dengan kejutan. "Tar, kita berada di sini untuk nyelesain masalah apa!" Ujar Desi. "Ka, kau bercerita tentang perasaan saya sebagai Daisy, ya?" Ditanyakan Tara untuk Ika. "Tar Maaf, maksud saya tidak munafik, tapi aku ingin kau ga 'bergerak Tar." kata Ika mencoba menjelaskan. "Tar, aku telah memutuskan pada Doni, dan sekarang Anda bisa kencan koq sama Doni, Aku akan memberkati hubungan Anda. "kata Desi." Ga 'Desi koq, aku waktu Ika ngepikirin berkata,' cinta bisa cinta, tapi cinta tidak haruz kita memiliki '. Jadi, saya harap kalian tidak memberikan, ya? "Kata Tara mengatakan sesuatu yang tidak Ika, Desi, dan Doni berpikir." Tapi, kau ga 'akan dipindahkan khan? "kata Ika yakin." Mengapa akan bergerak jika ada temen-temen aku akan menemani hari-hariku. "jawab Tara dengan kata-kata puitis diri. "Hm ... Desi Anda ingin ga 'kembali padaku?" kata Doni mengambil Desi berkencan lagi. "Udah terima Desi menulis." kata Ika dan Tara Desi dan Doni menyuport itu kembali bersama-sama. "What we are seeing, if we can still be friends." Answer Desi Doni denied the request. "Apa yang kita lihat, jika kita masih bisa berteman." Jawab Doni Desi menolak permintaan. "Yes ... yes ... more than a friend sgala everything. And friends could not replace anything in this world. "Says Doni added words Desi." Friends are beautiful ... ... ... ... ... ... "cried Daisy, Doni, Ika, and Tara. "Ya ... ya ... lebih dari seorang teman sgala semuanya. Dan teman-teman tidak bisa menggantikan apa pun di dunia ini." Kata Doni menambahkan kata-kata Desi. "Teman-teman yang cantik ... ... ... .... .. ... "seru Daisy, Doni, Ika, dan Tara. Friendship was initially causes a sense of love. Persahabatan awalnya menyebabkan rasa cinta. But, do not let the love that will ruin a beautiful friendship. Tapi, jangan biarkan cinta yang akan merusak persahabatan yang indah. Companions more difficult to find than the love of someone. Sahabat lebih sulit untuk menemukan daripada kasih seseorang. Because not all the friends that we know will be a good friend and trust. Karena tidak semua teman-teman yang kita tahu akan menjadi teman baik dan kepercayaan. Maybe our new friend, will be the evening he would ruin our self-esteem. Mungkin teman baru kami, akan menjadi malam ia akan menghancurkan harga diri kita.

Ciri - ciri karya sastra

1. Bersifat onomatope/anonim, yaitu nama pengarang tidak dicantumkan dalam karya sastra.
2. Merupakan milik bersama masyarakat.
3. Timbul karena adat dan kepercayaan masyarakat
4. Bersifat istana sentris, maksudnya ceritanya berkisar pada lingkungan istana
5. Disebarkan secara lisan
6. Banyak bahasa klise, yaitu bahasa yang bentuknya tetap.
Tabel berikut ini menjelaskan perbedaan antara roman, novel, dan cerpen.
No Unsur Roman Novel Cerpen
1 Alur Kompleks Kompleks Sederhana
2 Konflik Mengubah nasib tokoh secara tragis Mengubah nasib tokoh Tidak mengubah nasib tokoh
3 Panjang cerita Menceritakan kehidupan tokoh secara mendetail sejak lahir sampai dewasa atau meninggal dunia Menceritakan sebagian besar kehidupan tokoh Menceritakan kehidupan tokoh yang dianggap penting
4 Penokohan Karakter tokoh disampaikan secara lebih mendetail Karakter tokoh disampaikan secara mendetail. Karakter tokoh tidak mendetail.

The Legend of Brebes

The Legend of Brebes
Laksito adalah seorang pemuda tampan dan berbadan tegap. Dia bekerja sebagai tukang pelihara kuda milik Bupati Brebes. Kanjeng Bupati suka akan hasil kerja Laksito yang rajin dan selalu bersih.
Pada suatu pagi yang cerah, seperti biasa Laksito pergi ke sawah untuk mencari rumput.
“Bi…nyong ning sawah ndisit! (Bi…saya ke sawah dulu!)”. Teriak Laksito berpamitan pada bi Ojah, tukang masak Kanjeng Bupati.
“Ya cah bagus, ati-ati yah…(Ya anak ganteng, hati-hati yah…)”. Jawab Bibi sambil melakukan sesuatu di dapur tanpa menoleh ke Laksito.
Sambil membawa arit dan karung, Laksito berjalan menyusuri pematang-pematang sawah mencari rumput-rumput yang lebat dan hijau. Setelah sampai disebuah tanah lapang, dia bergumam. “Ehm, ning kene kyeeh sukete ijo-ijo nemen, pasti si genta dokoh mangane. (Ehm, di sini niih rumputnya hijau-hijau banget, pasti si genta lahap makannya)”.
Kemudian Laksito mulai mengambil kuda-kuda untuk membabat semua rumput yang ada di depannya. Sesekali Laksito mengusap keringat yang ada di dahi dengan punggung tangannya. Dia terus membabat rumput tanpa kenal lelah.
Setelah satu karung sudah penuh, Laksito seperti biasa beristirahat dibawah pohon yang rindang. Ditenggaknya air kendi yang dibawa dari rumah. Keringat bercucuran membasahi raut muka dan tubuhnya. Laksito setengah berbaring sambil mengipas-ngipaskan sebatang daun yang jatuh dari pohon.
Saat Laksito hendak memejamkan mata, dia melihat ada seekor ular poleng dengan bermahkota intan. Laksito jadi penasaran untuk mengikuti ular tersebut. Laksito berjalan pelan-pelan agar tidak terlihat oleh tersebut. Ular tersebut kemudian berhenti disebuah semak-semak. Laksito ikut berhenti. Matanya sangat serius memandangi ular poleng yang sedang melakukan pelepasan kulit.
Setelah beberapa menit, ular tersebut berhasil melepaskan kulit. Laksito mendekati tempat tersebut setelah ular itu pergi. Kemudian Laksito mengambil bekas kulit ulat poleng itu.
Laksito kembali ke tempat semula untuk melanjutkan pekerjaannya. Dua karung harus ia penuhi.
“Uhh, akhire kebek juga, balik ah, wis ngelih (Uhh, akhirnya penuh juga, pulang ah, sudah lapar).” Gumam Laksito sembari mengikat kedua.
Laksito beristirahat sebentar, kemudian pulang.
……………………ooo…………………….
“Bi, aku ngelih bi, pan mangan (Bi, aku laper bi, mau makan)” Seru Laksito.
“Lho To, kowen ning ndi! (Lho To, kamu di mana!)”. Teriak Bi Ojah karena terkejut.
“Nyong neng iringane Bibi! (Saya di samping Bibi!)” Kata Laksito heran.
“Aja guyon toh To… Bibi mboten weruh kowe neng kene…(Jangan bercanda dong To…Bibi tidak melihat kamu ada di sini)”. Kata bibi agak ketakutan.
“ Nyong neng kene Bi..(Aku di sini Bi…)”. Kata Laksito dengan memegang tangan Bibi Ijah.
Bibi Ojah kaget buka kepalang ketika dia merasakan ada tangan yang memegang tangannya tapi tidak terlihat. Bi Ojang langsung teriak masuk ke padepokan Kanjeng Bupati untuk mengadu.
Selang beberapa menit, Bi Ojang kembali ke dapur bersama Kanjeng Bupati.
“Neng endi Bi…?” (di mana bi…). Tanya Kanjeng Bupati penasaran atas cerita Bi Ojah.
“Ampun Kanjeng, suarane neng kene Gusti.” (Ampu Kanjeng, suaranya tadi di sini). Bi Ojang mencoba meyakinkan Kanjeng Bupati.
“Laksito! Kowen neng ndi?” (Laksito! Kamu di mana?). Teriak Kanjeng Bupati.
“Ampun Gusti Kanjeng, hamba neng kene, neng iringane Gusti.” (Ampun Tuan, saya di sini, di samping tuan). Jawab Laksito.
“Lho lho lho, ko kowen ora katon?” seru Kanjeng terperanjat sangat terkejut.
“Ampun Gusti, hamba ora ngerti”. Jawab Laksito bingung.
Sejenak Kanjeng Gusti Bupati merenung.
“ana kejadian apa sing kowen alami sedurunge kiye?”. Tanya Gusti Bupati.
Laksito terdiam sejenak mencoba berfikir.
“Oh iya Gusti, mau, sewaktu hamba luruh suket neng sawah, hamba weruh ula poleng sing endase ana intan mengkilat repan nglungsumi. Terus hamba perhatikna lan hamba jukut kulite”. Cerita Laksito atas kejadian tadi di sawah.
“Oh…kaya kuwe, terus kulite neng endi?” Tanya Gusti Kanjeng.
“Neng sake hamba”.
“Coba kowen tok na terus dokon ning meja”. Pinta Gusti.
“Nggih Gusti.” Laksito menuruti.
Benar juga, setelah kulit tersebut dikeluarkan dan diletakkan di meja, seketika tubuh Laksito terlihat. Ini membuat Bi Ojah yang sedari tadi diam, langsung terperanjat.
“Wah Laksito, kowen wis katon”. Teriak Bi Ojah.
Laksito tersenyum lega. Kanjeng Gusti Bupati mengangguk mengerti.
“To, kulit ula kuwe aku simpen”. Kata Gusti sambil telunjuknya menunjuk kulit ular tersebut memberi isyarat kepada Laksito untuk diambilkan dan kemudian diserahkan ke Gusti Bupati.
Dengan halus Laksito menolaknya.
“Ampun Gusti, kulit kiye ndeke hamba”.
“Pan nggo apa To, laka gunane denggo kowen.” Bujuk Gusti Bupati.
“Ampun Gusti, karena sing nemu aku, dadi aku sing berhak nduweni benda kiye”. Jawab Laksito.
“Laka gunane ning kowen, cepet wekena aku!”. Teriak Gusti memaksa Laksito.
“Ampun Gusti, hamba ora bisa”. Kekeh Laksito.
Kemudian terjadilah perebutan antara Gusti Bupati dan Laksito. Karena Laksito takut benda itu jatuh ke tangan Gusti Bupati, Laksito buru-buru memasukkan benda itu ke mulutnya, dan tanpa disengaja benda tersebut tertelan.
Gusti Bupati hanya bisa menahan emosinya, saat melihat benda itu tertelan. Perlahan-lahan tubuh Laksito menghilang.
“Maafna hamba Gusti, hamba wis wani karo Gusti”. Kata Laksito lirih.
Bupati menghela nafas panjang.
“Aku nyesel wis maksa kowen Laksito, sebenere memang kuwe hak-e kowen, tapi aku maksa, dadi akhire kaya kiye, aku nyesel, maafna aku Laksito.” Sesal Gusti Bupati. Lalu Gusti melanjutkan berkata; “Kiye mungkin wis takdire kowen Laksito, kowen wujude wis laka. Aku njaluk karo kowen, tolong kowen jaga rakyate aku yaiku rakyat Brebes. Karena kowen esih Jejaka lan mangan kulit ula poleng, dadi saiki kowen tak arani Jaka Poleng.

Cerpen C & P

Cerpen: Cinta dan Persahabatan
Kang ryo
Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana? Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
mmm…Pantai.
Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelangannya.
Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari, aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.
“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.
“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak pergi.
“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.
***
Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.
Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.
Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?
Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun membuat aku bisa memilih satu diantaranya.
***
Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba, indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku.
Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku. Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada sekarang.
Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.
“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut ruangan itu.
“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut. Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah menjadi pelukan yang berbeda?
Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.
Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana malam itu.
***
Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany juga telah menjadi anggota genk kami.
Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati, menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih dalam sejak dulu.
“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.” ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.
***
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.
Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan kebersamaan.
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.
Sekarang Ricky bukan hanya kekasih yang paling aku cintai tapi juga seorang sahabat sejati dalam hidupku.

Cinta sejati

Cinta tidak menyadari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang.
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.
Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.
Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia, karena cinta itu membangkitkan semangat,hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.
Aku mencintaimu wahai kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau. Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita. Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan. Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku cintai…
Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta adalah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya.
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah senantiasa.
Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaiannya, dimanakah dia akan menemukannya, bagaimanakah dia akan bisa memperolehinya kembali?
Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu.
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencinta.
Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum.
Bekerja dengan rasa cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri orang lain dan kepada Tuhan. Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu? Bekerja dengan cinta bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.
Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya.
Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.

By Astry

Tips Mengetik 10 jari free

TIPS CARA NGETIK 10 JARI

Untuk melancarkan pekerjaan mengetik suatu dokumen , memang tak bisa dipungkiri keterampilan mengetik cepat harus dikuasai. Beberapa orang ada yang menciptakan tekniknya sendiri misalnya teknik 11 jari (maksudnya mengetik dengan dua jari telunjuk). Tapi karena terbiasa ,terkadang bisa lebih cepat dari orang yang bisa mengetik dengan 10 jari ( Semua jari berfungsi untuk mengetik).

NGETIK 10 JARI Prinsipnya gampang. Coba lihat dan praktekkan di keyboard anda…

Semua jari kita punya homebase,
yaitu deretan huruf tengah A-S-D-F-G-H-K-L-;.
Terkecuali jempol – Semua jari tangan kita, harus selalu nongkrong di situ, dan selalu kembali ke situ.
Dan ini Urut-urutannya :

Kelingking kiri di A
Jari manis kiri di S
Jari tengah kiri di D
Jari telunjuk kiri F
Jari telunjuk kanan di J
Jari tengah kanan di K
Jari manis kanan di L
Jari kelingking kanan di ; (titik koma)
Jempol kiri dan kanan selalu menggantung di atas spacebar, nunggu giliran mencet.
Supaya mudah menandai homebase, di tust F dan J selalu ada tonjolan kecil. Coba deh diraba. Ada kan? Itu tonjolan ditongolin di situ supaya kita tetap ingat untuk mengembalikan jari-jari telunjuk kita ke situ.

Nah, dari homebase itu semua jari-jari kita bertugas mengetik huruf-huruf yang terdekat dengannya, yaitu di atas dan di bawahnya. -
Kelingking kiri dari A ke Q , 1 , dan Z , tab, capslock, shift, dan tust-tust lain di area kiri atas dan bawah -
Jari manis kiri dari S ke W, @ , dan X -
Jari tengah kiri dari D ke E, 3, dan C -
Jari telunjuk kiri dari F ke R, 4, V, dan G (di depannya) -
Jari telunjuk kanan dari J ke U, 7, M, dan H (di depannya) -
Jari tengah kanan dari K ke I, 8, dan , (koma)
Jari manis kanan dari L ke O,9, dan . – (titik)
Jari kelingking kanan dari ; ke P, -, dan /, enter kanan, dan tust-tust lain di area kanan atas dan bawah -
Kedua jempol paling ringan tugasnya, urusan spacebar aja.
Nah, prinsip kerjanya, setelah masing-masing jari ke atas ke bawah ngetik huruf-huruf yang musti diketik, harus selalu kembali ke homebase.